Jakarta - Ketika Bambang Pamungkas memutuskan untuk
pensiun dari tim nasional, tidak sedikit yang menyesalkan. Sebab,
faktanya, dia masih jadi yang terbaik untuk urusan jumlah penampilan dan
gol.
Bepe --demikian biasa disapa-- memutuskan untuk menerima
panggilan tim nasional untuk berlaga di Piala AFF 2012 silam. Awalnya,
belum ada yang tahu bahwa itu akan menjadi turnamen terakhirnya bersama
'Merah-Putih'.
Dengan sosok dan status sebagai pemain senior dan
"yang dituakan", Bepe jelas jadi panutan dan tambahan bagus untuk skuat.
Kendati, pada saat itu, dia tidak lagi menyandang status sebagai
starter dalam setiap laga. Toh, tetap saja, kehadirannya dibutuhkan.
Bepe
memang tidak sendiri sebagai sosok senior dalam tim itu. Masih ada pula
Ellie Aiboy. Bedanya, jika Ellie berperawakan lebih santai dan gemar
becanda, Bepe terlihat lebih serius.
"Ketika itu pada detik-detik
terakhir, saya memutuskan untuk menggunakan nama 'PAMUNGKAS', dari pada
'BAMBANG' seperti yang biasa saya kenakan di jersey tim nasional saya,"
tulis Bepe pada blog pribadinya, berbulan-bulan setelah Indonesia
berlaga di Piala AFF 2012.
Pada turnamen tersebut, Bepe rupanya sudah memberikan tanda bahwa dia akan mengakhiri kariernya di level internasional.
Sampai
saat ini, bomber yang besar bersama Persija Jakarta tersebut masih
memegang caps terbanyak di timnas Indonesia dengan jumlah 85. Dia
mengungguli para seniornya seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti,
hingga Hendro Kartiko.
Bepe dan kariernya di timnas hanyalah salah satu contoh dari segala
sesuatu yang terbaik dari 'Skuat Garuda'. Di luar itu masih ada beberapa
catatan gemilang lainnya.
Patut diingat juga, rekor kemenangan
terbesar di Piala AFF masih dipegang oleh Indonesia. Rekor itu dibuat di
Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 23 Desember 2002, saat menggilas
Filipina dengan skor 13-1.
Bepe dan Zaenal Arief masing-masing
menyumbang empat gol. Lima gol lainnya tercatat atas nama Budi
Sudarsono, Imran Nahumarury, Bejo Sugiantoro (2 gol), dan bunuh diri
pemain Filipina, Solomon Licuanan.
Sementara
dari jajaran pelatih, Toni Pogacnik (1954-1963) menjadi salah satu yang
terbaik yang pernah memimpin tim nasional Indonesia. Orang Yugoslavia
itu mengantar Indonesia meraih posisi empat Asian Games 1954, menembus
perempatfinal Olimpiade 1956, posisi tiga Asian Games 1958, dan fase
grup Asian Games 1962.
Ada juga E.A. Mangindaan. Bersamanya
Indonesia dibawa lolos ke perempatfinal Asian Games 1966, menjuarai
Kings Cup (Thailand) 1968 dan jadi runner-up pada edisi berikutnya.
Sementara pelatih terakhir yang memberi kisah sukses buat timnasional
Indonesia adalah Anatoli Polosin dari Uni Soviet. Bersamanya, di tahun
1991 Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991.
Kalaupun bukan rekor, Indonesia juga pernah membuat sejumlah pencapaian
yang relatif bagus, kendati pencapaian-pencapaian itu sekarang sudah
berubah jadi legenda yang sudah lewat.
Selama kurun beberapa
tahun Indonesia disegani di Asia. Tercatat Indonesia menjadi semifinalis
Asian Games 1966, Juara Aga Khan Goldcup 1966 dan 1968, Juara Merdeka
Games 1969 dan Juara Kings Cup 1968. Di masanya kejuaraan-kejuaraan itu
adalah turnamen prestisius. Negara-negara kuat Asia selalu ambil bagian
di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Take it Easy Man!!